Ketika kita sedang merencanakan liburan, dan ingin melakukan wisata religi yakni berziarah ke makam para wali yang menyebarkan agama islam.
Bukan sekedar refreshing tapi wisata religi juga diperlukan untuk kesehatan rohani dan napak tilas perjalanan para wali Allah. Berikut ini wisata wali limo di daerah Jawa Timur yang bisa kita kunjungi:
- Makam Sunan Gresik
Maulana Malik Ibrahim atau yang lebh dikenal dengan sebutan Sunan Gresik. Sunan Gresik merupakan sesepuh dari para wali songo. Karena Sunan Gresik merupakan orang yang pertama membuka jalan pada penyebaran agama islam di daerah tanah Jawa.
Sunan Gresik juga merupakan putra dari ulama yang cukup besar asal Maroko atau Maghribi yakni Barakat Zainul Alam. Nama lain dari Sunan Gresik adalah Malik Maghribi, nama yang diambil dari tempat sang ayah berasal.
Sunan Gresik meninggal di tahun 1419 Masehi. Kemudian dimakamkan di desa Gapura, Sukolilo yang berada tepat tidak jauh dari alun-alun kota dan dekat dengan masjid Jami´ Gresik.
- Makam Sunan Giri
Raden Paku Muhammad Ainul Yaqin yang merupakan sang ahli tata negara ini lebih dikenal dengan sebutan Sunan Giri. Sunan Giri yang sempat belajar bersama Sunan Ampel di Pesantren Sunan Ampel Denta.
Beliau juga pernah melaksanakan perjalanan ibadah Haji bersama Sunan Bonang. Beliau berdakwah ajaran islam dan membangun pesantren yang berada di daerah Giri. Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishak.
Setelah meninggal beliau dimakamkan pada kompleks Kerajaan Astana Giri Kedaton, Kebomas, Gresik yang berada pada ketinggian 120 meter dari atas permukaan laut. Dan menjadi satu-satunya makam wali songo di Jawa Timur yang berada pada ketinggian.
- Makam Sunan Ampel
Raden Mohammad Ali Rahmatulloh atau juga Raden Rahmat ini yang dikenal dengan sebutan Sunan Ampel adalah putra dari Sunan Gresik atau Sunan Maulana Malik Ibrahim, yang merupakan wali songo yang menyebarkan dan berdakwah ajaran islam.
Ajaran yang terkenal dari Sunan Ampel salah satunya yakni Falsafah “Moh Limo”, yaitu ajaran untuk menghindari lima perbuatan yang tercela seperti berzina, judi, minum arak, narkoba dan mencuri.
Sunan Ampel berdakwah ajaran islam di daerah Ampel yang kemudian meninggal di tahun 1481 Masehi dimakamkan di Ampel, yakni di dalam kompleks Masjid Ampel, JL. Ampel Petukangan, Semapir, Surabaya.
- Makam Sunan Bonang
Syekh Maulana Makdum Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Bonang ini adalah putra dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati atau yang dikenal dengan Nyai Ageng Manila.
Dalam melakukan dakwah ajaran islam, Sunan Bonang menyesuaikannya dengan corak adat dan kebudayaan masyarakat Jawa.
Seperti melalui musik gamelan dan wayang. Sunan Bonang kemudian menciptakan gending-gending yang terdapat nilai-nilai keislaman, dimana setiap bait lagu ciptaannya diselingi dengan ucapan dua kalimat syahadat dan musik gamelan yang mengiringinya dikenal dengan sebutan sekaten.
Makam Sunan Bonang berada di JL. KH. Mustain, Kutarejo, Tuban. Kompleks makam ini memiliki tiga gapura yang bergaya Hindu-Budha.
Hal ini dikarenakan sebelum Sunan Bonang datang berdakwah ajaran islam wilayah ini memiliki ajaran Hindu-Budha yang sangat kental.
- Makam Sunan Drajat
Sunan Drajat yang dikenal sebagai wali songo yang memiliki banyak nama yakni Raden Imam, Maulana Hasyim, Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu dan Sunan Muryapada.
Di tahun 1484 Sunan Drajat dikenal dengan sebutan Sunan Maya Madu nama pemberian dari Raden Patah yang menguasai Demak.
Makam Sunan Drajat berada di desa Drajat , Paciran, Lamongan. Di dekat makam Sunan Drajat berdiri sebuah museum yakni Museum Sunan Drajat yang terdapat gamelan kuno dan alat music tradisional lainnya yang merupakan media dakwah ajaran islam.